By: Muhamad Agus Syafii
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga : (1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, (2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan (3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri. Itulah sebabnya bagi orang yang telah jatuh cinta karena Allah, maka ia lebih suka mengajak pasangannya berjuang dijalan Allah, berharap keridhaan Allah, meraih kebahagiaan dengan ketakwaan kepada Allah bukan hawa nafsu.
Sahabatku, jodoh yang diikat oleh ketakwaan kepada Allah akan membuat bahtera rumah tangga menjadi kuat dan kokoh, perlakukanlah dengan hormat pasangan kita, setia dan mencintai dengan setulus hati. Kehidupan ini sangat dinamis, kebahagiaan, kesedihan, kebencian, senyuman semua datang silih berganti. Jika pasangan saling memahami terus ditumbuh suburkan, maka akan selalu ada tunas cinta yang bersemi. Jika tunas cinta terus bersemi akan selalu bunga-bunga yang bermekaran, menebarkan semerbak harum wangi dipagi hari menyambut kehidupan yang indah. Bersabarlah menghadapi kekurangan, saling menyayangi dan mengasihi. Bila datang masalah dan konflik bukan saling menggugat kelemahan dan mengeluh pengorbanan yang telah pernah kita lakukan namun saling mengakui dengan setulus hati, memahami, memuji. Disinilah rahmat Allah turun melimpahkan kembali sehingga cinta bersemi kembali, disela hempasan badai dan gelombang samudra kehidupan yang datang siling berganti*
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga : (1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, (2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan (3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri. Itulah sebabnya bagi orang yang telah jatuh cinta karena Allah, maka ia lebih suka mengajak pasangannya berjuang dijalan Allah, berharap keridhaan Allah, meraih kebahagiaan dengan ketakwaan kepada Allah bukan hawa nafsu.
Sahabatku, jodoh yang diikat oleh ketakwaan kepada Allah akan membuat bahtera rumah tangga menjadi kuat dan kokoh, perlakukanlah dengan hormat pasangan kita, setia dan mencintai dengan setulus hati. Kehidupan ini sangat dinamis, kebahagiaan, kesedihan, kebencian, senyuman semua datang silih berganti. Jika pasangan saling memahami terus ditumbuh suburkan, maka akan selalu ada tunas cinta yang bersemi. Jika tunas cinta terus bersemi akan selalu bunga-bunga yang bermekaran, menebarkan semerbak harum wangi dipagi hari menyambut kehidupan yang indah. Bersabarlah menghadapi kekurangan, saling menyayangi dan mengasihi. Bila datang masalah dan konflik bukan saling menggugat kelemahan dan mengeluh pengorbanan yang telah pernah kita lakukan namun saling mengakui dengan setulus hati, memahami, memuji. Disinilah rahmat Allah turun melimpahkan kembali sehingga cinta bersemi kembali, disela hempasan badai dan gelombang samudra kehidupan yang datang siling berganti*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar