Setiap manusia sudah pasti memiliki perasaan, entah itu
perasaan bahagia ataupun sedih. Akupun sama seperti kalian, Cuma aku tak mampu
mengungkapka kepada siapaun, hanya goresan kecil yang acak acakan tempat aku
untuk meluahkan segalanya. Seperti hal nya ini, sepucuk surat titipan dari sahabat, aku masukan dalam catatanku:
Entah berapa lama, kau mampu mengingat dia. Aku yang disini
akan terus merasa waswas. Mungkin esok ataupun lusa, bila kau ketemu seseorang,
yang selalu mengajak bicara dengan bahasa yang aku sama sekali tak mengerti.
Kau tersenyum, seakan bangga dengan segalanya. Sedangkan aku yang selalu ada
disampingmu tak kau hiraukan, kau berlalu dalam khayalmu.
Bolehkah aku bertanya, sekali ini saja? Bukan aku cemburu! Cuma
aku merasa, bahwa aku tak berharga, bila dibandingkan dengan apa-apa yang kamu
ingat. “Hai! Masihkah kau anggap aku sebagai sahabatmu?” andai, ya, aku mohon,
mengertilah dan hargailah aku yang selalu ada didekatmu.
Rasa sakit hati ini, selalu muncul tatkala kau bertemu dia, hargailah aku,
karena aku bukanlah “PATUNG ataupun KAMBING CONGEK” akupun punya perasaan seperti halnya kamu.
Rasa sakit ini akan berulang dan terus berulang, pabila kau
bertemu dia, menggunakan bahasa yang aku tak paham. Kau tau kan? Apa hukumnya, buat orang yang berbisik, atau
berbicara dengan bahasa yang tidak lazim, dipergunakan sehari hari di daerah kita? Dan apa akibat
dari berbisik itu?
Pergunakanlah bahasa yang baik dan benar, janganlah bahasa
ALAY kau gunakan sedangkan bahasa
sendiri diacuhkan. “Dimana bumi dipijak, disitu bumi dijunjung”
Sadarilah, bahwa kau tidak sedang berada di planet lain, tapi
ada dibumi ini bersamaku.*pelangi*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar