Malam kian semakin larut
Dihamparan kain yang lusuh
Jiwa tertunduk dan bersimpuh
Memohon ampun dari yang Maha Pengampun
Atas segala dosa-dosa
yang mencemari raga yang semakin renta
Kami hanyalah setitik debu yang hina
Yang rapuh dan tak lupa
dari hilaf serta dosa
Tersadar didalam gelisah
setelah begitu jauh melangkah
Setelah terlalu lama Terlena akan kenikmatan nafsu dunia fatamorgana
Mungkinkah kan mengelupas dari tubuh
kotoran-kotoran
Yang telah mendarah daging menjadi satu
Tubuh yang telah terbalut dosa
Takkan bisa disucikan
walau degan seluas samudra..
Ya Allah...
Apapun kehendakmu Kami ihklas
Biarkan air mata ini menetes
Bukan karena air
mata derita
Biarkan air mata ini mengalir
Karena air mata bahagia
Disisa-sisa ahkir nafas Berilah yang terbaik
Kami yakin ENGKAU MAHA segalanya
Akan terima taubat kami sebelum nyawa terlepas
dari raga.
By: Senandung Embun Biru
Dihamparan kain yang lusuh
Jiwa tertunduk dan bersimpuh
Memohon ampun dari yang Maha Pengampun
Atas segala dosa-dosa
yang mencemari raga yang semakin renta
Kami hanyalah setitik debu yang hina
Yang rapuh dan tak lupa
dari hilaf serta dosa
Tersadar didalam gelisah
setelah begitu jauh melangkah
Setelah terlalu lama Terlena akan kenikmatan nafsu dunia fatamorgana
Mungkinkah kan mengelupas dari tubuh
kotoran-kotoran
Yang telah mendarah daging menjadi satu
Tubuh yang telah terbalut dosa
Takkan bisa disucikan
walau degan seluas samudra..
Ya Allah...
Apapun kehendakmu Kami ihklas
Biarkan air mata ini menetes
Bukan karena air
mata derita
Biarkan air mata ini mengalir
Karena air mata bahagia
Disisa-sisa ahkir nafas Berilah yang terbaik
Kami yakin ENGKAU MAHA segalanya
Akan terima taubat kami sebelum nyawa terlepas
dari raga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar