Entah apa yang mendorongku untuk menulis kisah
ini . Mungkin aku yang merasa takut kehilangan
kupu kupu hinggap di bunga yang lain dan menghisap maduny a, sedangkan
dia (kupu kupu) itu satu satunya teman bercanda dan berbagi cerita . kini aku merasa
kehilangan ,termenung membayangkan seandainya semua itu terjadi dengan nyata .
Alangkah sedihnya aku saat kehilangan dia
(kupu kupu) , walau waktu itu hanya sesaat tetapi buatku menyisakan perih dan
luka yang berkepanjangan , yaa ku akui memang fakta bahwa aku bunga yang sudah
layu tak seharum dulu tak seelok dulu
dan madukupun telah habis di hisapnya . kini aku tertunduk layu tak
mungkin aku kan kembali sesegar dulu.
“ Habis manis sepah di buang ?”
Yaa . . . Karena
mata hatimu telah mendapatkan bunga yang menawan yang mekar pancarakan harum ke pelosok
maya. Kini kau campakan aku yang tiada daya
mengulai lemah dan rerumput
liarpun seakan enggan tuk menerima helai helaiku yang jatuh di atasnya.
Yaa. . . inilah
takdir yang tak mungkin kita mampu
merubahnya , ini sudah kehendak Allah dan alamiyah bahwa kita semua akan
menuju menua seiring waktu yang terus melaju dan kita pasti akan jatuh ketanah
, entah kapan tetapi itu pasti !
Dalam sisa usiaku yang entah beberapa detik
atau menit atau jam atau hari bahkan bulan dan tahun lagi ku berusaha tegar
menghadapi terpaan angin yang dan
gangguan dari tangan tangan jahil yang mencoba merenggut sisa sisa hidup
ini
Ku hamparkan
asa pada bumi tempat
sujudku, pada langit ku tengadah , yaa Robb ku ijinkan aku mengering di
reranting dan jatuhkan aku pada tanah
yang basah agar kejatuhanku tak terlalu sakit dan menghancurkan kelopak
kelopakku hingga tak terlihat wujud asliku.
Akulah bunga layu yang tercampakan
terhina tertindas tanpa aku memelas .
ikhlas takdir yang sudah menjadi suratan walau terkadang bulir bulir pasir
memasuki kelopakku , ku sadar dan terima kasih masih ada setitik embun yang
masih member kesegaran hidupku di pagi hari.*by:pelangi*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar