Entah sampai
kapan perasaanku terombang ambing bagaikan perahu di tengah samudra ,
perasaanku yang selalu mengingatmu tentang rasa ini , tentang rindu ini .
kemana harus ku layangkan surat untukmu sementara kabar alamatmu hilang
bagaikan di telan bumi. Rasa lelahku terasa harus menguak takdir ini , takdir
yang mempersatukan hanya sesaat tetapi gelora asmaraku kian membara tatkala
engkau menghilang begitu lama.
Dinda. . . adakah
kau ingat aku yang dirundung pilu ,
hatiku bagaikan terantai digelangi sendu, pada siapa ku harus bertanya tentangmu ,
kabarmu ? anginpun seolah tak menjawab atas pertanyaanku mendesir dan berlalu . gelora asmaraku
terhambat tersumbat tak lagi aku mampu melanjutkan lagi hasrat ini walau
secercah harapan masih menghapar tetapi itu hanyalah harapan yang hampa yang
tak mungkin terwujud seperti engkau selagi ada menemaniku , menemani hari
hariku dengan canda tawamu.
Dinda . . . ku
berharap kau masih mengingatku walau harapanku ini hanya sekecil debu tapi aku
yakin bahwa kau ingat aku , karena akupun demikian . Dan semoga takdir akan mempersatukan
kita di kelak kemudian hari karena aku masih berharap dan kaupun masih mengharapkan kehadiranku , aku yakin itu
!
Dengan penuh
keyakinan aku akan mendapatkan mutiara sejuta dari senyummu nanti bila kita
kelak di persatukan. Amiin . .
.*by:pelangi*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar